Selasa, 15 Maret 2011

Teknologi C-ABS Honda CBR 250R

MotoBike - Datang belakangan, Honda kasih senjata lebih ampuh pada jagoan barunya di kelas sport 250 cc guna memenangkan persaingan dengan rival sesama Jepang. Yakni teknologi sistem pengereman C-ABS pada CBR 250R versi ABS seharga Rp 46,5 juta.

Combined Antilock Brake System (C-ABS) ini merupakan gabungan antara Combi Brake System (seperti di Honda Vario Techno dan PCX) dan Antilock Brake System (ABS). Menurut Noritake Takami, DPL Honda CBR 250R dari Honda R&D Co. Ltd., teknologi itu merupakan yang pertama kali diterapkan pada motor .



.

Sistem ini berhubungan sama safety. Terutama saat ngerem mendadak atau di jalan licin. Jika pakai rem konvensional, biasanya gejala selip suka terasa. Efeknya motor akan sulit dikendalikan.

Tetapi dengan teknologi C-ABS, masalah itu bisa diatasi. Motor akan tetap terkontrol karena roda tak mengunci. Ditambah jarak pengereman bisa diperpendek. Kok bisa ya? Bagaimana cara kerjanya?

Intinya kecepatan roda depan-belakang selalu dikontrol ECU ABS, agar tak berhenti mendadak. Pada cakram depan-belakang ada sensor kecepatan berupa ring bulat berlubang-lubang kotak. Sensor ini memberi sinyal untuk ECU ABS. Kaliper depan versi ABS pun khusus, pakai 3 piston dengan 2 slang rem.

Selain itu ada modulator, yang merupakan otak ABS. Posisinya di dekat master rem belakang, antara monosok dan sepatbor kolong. Berisi motor dan pompa, reservoir, solenoid valve masuk dan keluar, serta ECU.

Kinerja ABS adalah dengan mengurangi, mempertahankan dan menambah tekanan fluida pada periode tertentu, yaitu saat roda mulai mengunci dan mulai terlalu kencang. Kerjanya terbilang sangat cepat, tekan-lepas minyak sebanyak 50 kali/detik. Pantas jika tuas rem terasa ndut-ndutan.

Untuk sistem combined, bekerja kala rem hanya diinjak bagian belakang. Secara otomatis ECU membagi tekanan ke kaliper roda depan juga, sehingga selip pun tak terjadi. Kinerjanya dibantu PCV (proportional control valve) dan delay valve.

Berhubung dalam sistem ABS sensor kecepatan sangat vital. Maka penggantian ukuran (diameter) roda sangat tidak disarankan, seperti diungkap Sarwono Edhi, technical service training manager AHM kala menerangkan kinerja ABS di paddock sirkuit Sentul, Bogor, Jabar. “Tidak diperbolehkan,” terangnya. Karena akan mengganggu kinerja ABS secara keseluruhan.

Wah tantangan nih, buat modifikator!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar